REFLEKSI

Merefleksikan perjalanan kehidupan untuk menjadikan keindahan, kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup ini,,,, Tuhan memberkati

Jumat, 19 Juni 2009

Mentari di Ujung Senja

Saat pagi menjelang, diufuk timur tampak sang mentari berseri membuka awal hari yang baru di tengah cakerawala. Saat itu… terlihat sinarnya yang belum sepenuhnya memperlihatkan dayanya. Sinar itu masih tersembunyi di balik awan tipis yang menyelimuti bumi. Seiring berjalannya waktu, mentari itu pun mulai memperlihatkan siapakah diri yang sebenarnya. Cahayanya terus memancar di birunya langit diantara awan yang berarak bagai domba yang digiring oleh sayup lembutnya sang bayu.
Butiran embun yang memberikan kesejukan di pagi itu…mulai lenyap seiring sinar yang memancar.
Ditengah usahanya menyinari semesta, ia pun harus mengahadapi kelamnya mendung yang semakin lama semakin pekat yang melemahkan pancaran sinar sang mentari, tak hanya itu.. badai dan gemuruhnya halilintar harus ia hadapi dalam kegelapan yang menyelimuti semesta. Namun, sang mentari tak pernah menyerah, ia pun berusaha untuk menemukan suatu kebahagiaan dalam peziarahannya. Hingga suatu waktu, ia menemukan suatu kebahagiaan dengan bertemankan sang pelangi yang membentang di birunya langit yang senantiasa memberikan semangat melalui keindahan warnanya.
Waktu pun terus berlalu… ia menyadari bahwa saatnya telah tiba di ufuk barat untuk kembali keperaduannya. Senja pun tiba, ia memahami bahwa perjalanannya akan berakhir, ia harus rela meninggalkan keindahan-keindahan semesta dan juga kenangan yang selama ini ia rasakan dalam perjalanan hidupnya.
Diujung senja, ia berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi semesta, dengan sisa usaha yang ia miliki, diujung senja itu pula ia melukiskan suatu keindahan pada dunia dengan sinarnya. Ia pun tahu saat terbenam takkan lagi ada yang merasakan hangat cintanya, ia hanya mampu memberikan keindahan lewat bulan dan bintang yang gemerlap di malam itu.
Tetapi esok hari, saat ia terbit dan bersiara kembali, ia percaya akan menemukan dan memberikan sesuatu yang baru yang terbaik dalam perjalanannya di hari – hari yang baru. Ia percaya kepada Sang Pencipta yang senantiasa memberikan CintaNya yang menuntun perjalanan hidupnya.
Di ujung senja itu, ia memberikan yang terbaik bagi semuanya.
Di ujung senja, ia percaya bahwa esok akan ada keindahan yang lebih indah dari hari ini dan hari-hari yang telah dilaluinya dalam perjalanannya…
Akhirnya sang mentari di penghujung senja itu meredup dalam keheningan malam, dalam kebahagiaan akan harapan selanjutnya, walau ia tahu bahwa esok haripun ia akan menemukan kembali segala rintangan dan pengalaman yang pahit yang harus dihadapi, tetapi ia pun percaya akan yang terbaik dalam hidupnya…….

Seminari TOR Sanjaya, 16 Mei 2009


Fr. Stefanus Setyo K

Tidak ada komentar:

Posting Komentar