REFLEKSI

Merefleksikan perjalanan kehidupan untuk menjadikan keindahan, kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup ini,,,, Tuhan memberkati

Kamis, 03 September 2009

Terdiam dalam Perasaan..

Aku hanya bisa terdiam menyimpan suatu perasaan.. Rasa sayang dan cinta kepada seseorang. Apakah harus kuungkapkan atau aku hanya terdiam...? suatu hal memang membuat bingung... Bila kukatakan maka takut akan kehilangan. Karena bisa jadi dia menjauh. tapi kalau tidak kukatakan.. hanya akan membuat perasaan tak menentu.
ya.. seperti yang aku bilang dia tidak harus tau apa yang aku rasakan terhadap dia. Dia bahagia akupun bahagia, dia sedih aku pun sedih dan hanya bisa membantu apa yang aku bisa bantu untuknya... yang terpenting Ia sungguh bahagia.
Perjalananku terhenti sejenak saat aku terpikir olehnya..
aku diam, aku merenung apa yang terbaik utukku...tetapi sampai saat ini aku belum menemukan jawabnya.
dan aku bilang.. Mencintai tidak harus memiliki dirinya........

Kan kutemukan keindahan

Bahagia, sedih, marah, benci, cinta adalah sebuah perasaan manusiawi yang dialami oleh setiap manusia dalam perjalanannya. Akupun selalu mengalami itu. disaat perasaan yang tak menentu yang membuat diri terkadang terpuruk. Menjadikan langkahku terhenti dan akhirnya meringkuk dalam suatu penderitaan.
Suatu penyesalan akan timbul dan tak ada lagi keindahan cinta yang aku miliki dan yang terjadi aku menjadi goyah dan selalu mencari jalan pintas untuk segera mengakhiri segala derita itu.

Namun, seorang sahabat hadir dalam perjalananku, ia yang senantiasa membantu aku untuk bangkit dari keterpurukanku. Bahkan Ia rela mati demi aku. Walaupun Ia tak nampak tapi aku percaya Ia hadir melalui sahabat nyata yang saat ini hadir.
Sang malaikat yang saat ini pun sedang mengalami situasi sulit memberikan suatu pelajaran berharga bagi diriku. Bagaimana ia berusaha untuk kembali bangkit dan megepakan sayapnya, mengisi keindahan dalam perjalanan hidup ini.
Tak akan pernah menyerah itulah inti dari proses menuju suatu kebahagiaan dalam hidup yang ia ajarkan padaku.
Terimakasih malaikat....

Untukmu Sang Malaikat....

Malaikat..
Akankah engkau akan selalu berada dalam kesedihan?
Akankah engkau selalu menghiasi wajahmu dengan tetesan air mata?
Apakah tak lagi bisa ku lihat pelangi yang selalu bersinar melalui senyum bahagiamu?

Malaikat..
Tidakkah engkau sadari, bahwa dirimu sungguh berarti bagi diriku dan bagi siapa saja didekatmu?
Apakah penyesalan itu akan terus bersamamu dalam hidupmu dan akan selalu menyakitimu?

Malaikat..
Ku ingin engkau mau kembali menunjukan betapa indahnya dirimu..
Sayapmu ingin kembali kulihat.. kembali mengepakan sayap dan bangkit dari keterpurukanmu...

Ku ingin kembali melihat sebuah pancaran sinar kasih dari wajahmu dan juga dari hatimu..
Sinar kebahagiaan bahwa engkau mampu menjalani hidupmu..
merasakan keindahan jalan - jalan hidupmu..
dan engkau.... aku yakin bisa menjalaninya..

Malaikat..
Bawalah kebahagiaan untuk dirimu dan untuk mereka yang senantiasa mencintaimu dan bahkan yang membencimu...

Terimakasih Tuhan untuk Sang Malaikat itu...

-Stefanus Cornellius Setyo K-