REFLEKSI

Merefleksikan perjalanan kehidupan untuk menjadikan keindahan, kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup ini,,,, Tuhan memberkati

Senin, 23 Mei 2011

Pribadi Pemaaf dan Lepas bebas

Perjalanan hidup ini yang aku jalani tak pernah lepas dari segala konflik yang sungguh menguras energi dan pikiran. itu merupakan bagian dari proses yang harus aku jalani dalam menempuh indahnya kehidupan..



Konflik pribadi dan komunitas bisa menjadikan diri ini lelah, putus asa, emosi yang tak menentu bahkan menjadikan tenaga ini terkuras.

I. konflik pribadi
munculnya konflik pribadi adalah karena adanya ikatan-ikatan yang seringkali masih muncul didalam diri ini, disisi lain aku ingin lepas namun masih saja ada ketakutan, kekhawatiran dan kekecewaan. Untuk mencapai suatu tujuan aku pun masih terikat oleh sarana-sarana yang seharusnya tidak menjadikan beban dalam langkah ini.

Untuk menyelesaikannya aku harus senantiasa menyadari segala kerapuhan dan kelemahan dalam diri ini dan menyerahkanNya pada Sang Ilahi. memaafkan diri sendiri atas segala hal yang seharusnya tidak dilakukan. memaafkan diri karena telah membuat diri ini menjadi lelah oleh karena keterikatan egoisme yang ada. memang tidaklah mudah seperti halnya omongan perlu waktu dan keheningan untuk melalui proses itu. Menjadiakn diri ini lepas bebas dari segala keterikatan yang ada,,



II. konflik Komunitas / Terhadap sesama

Aku menyebutnya konflik komunitas dimana aku mengalami hal yang terjadi dalam hidup bersama khususnya dalam pekerjaan. Munculnya konflik ini tentu saja dipicu oleh hal-hal yang sederhana bahkan besar yang dapat menjadikan emosi seseorang memuncak. konflik terjadi, muncul karena bisa jadi disebabkan oleh ketidakcocokan aturan atau rule kerja yang tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan. bisa juga muncul karena ktidak cocokan perilaku sesama dengan diriku atau bahkan perbedaan pendapat pun menjadikan konflik terjadi. Merenungkan hal ini, memang tidaklah mudah untuk penyelesaiannya, aku harus berusaha untuk menjadi pribadi yang pemaaf dan lepas bebas dari segala rasa sakit hati.

Sikap yang aku ambil ketika itu aku harus kembali melihat kedalam diriku tentu saja dalam keheningan. Refleksi dalam diri itu yang aku lakukan. Dalam keheningan aku munculkan semua saja yang terlibat dalam konflik tersebut. Memang ketika itu rasa marah, sedih, kecewa akan muncul dan berbaur menjadi satu. Namun satu per satu pula aku memaafkannya dan menyerahkan segala-galanya pada Sang Khalik.



Dalam permenunganku. itulah proses belajar dan proses bagaimana aku harus senantiasa menjalani kehidupan dengan tegar saat benturan-benturan terjadi.
Ia Mahakasih yang senantiasa mencintaiku dan tak pernah meninggalkanku, itu yang aku pegang.



Menjadi pribadi pemaaf dan lepas bebas tentu saja bukan usaha yang mudah, tapi aku harus berusaha dan bisa menjalaninya untuk menjadikan hidup ini indah.



Aku percayakan seluruh hidupku karena
"HadirMu dalam lubuk hatiku untuk mencintaiMu dengan segenap KasihMu,,,,,"